Foto: kolase foto/ BCA, BRI, Mandiri, BNI / Aristya Rahadian
Jakarta, Indonesia – Mayoritas saham perbankan raksasa terpantau melemah pada perdagangan sesi I Senin (14/8/2023), meski investor asing terpantau memburu saham bank raksasa pada pekan lalu.
Dari empat saham bank raksasa, hanya satu yang masih mampu menguat pada sesi I hari ini. Berikut pergerakan empat bank raksasa (big four)pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Central Asia | BBCA | 9.250 | -1,60% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | 5.850 | -1,27% |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 5.625 | -0,44% |
Bank Negara Indonesia (Persero) | BBNI | 9.175 | 0,82% |
Sumber: RTI
Per pukul 10:43 WIB, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham bank raksasa yang koreksinya paling besar, yakni ambrol 1,6% ke posisi Rp 9.250/unit.
Namun, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi satu-satunya saham bank raksasa yang masih mampu menghijau pada sesi I hari ini, yakni menguat 0,82% menjadi Rp 9.175/unit.
Saham BBNI terpantau masih mampu menguat, karena ditopang oleh rencana perseroan yang akan melakukan pemecahan saham atau stock split.
BBNI akan melakukan stock split dengan rasio 1:2. Artinya, satu saham lama akan menjadi dua saham baru. Hal ini telah dikonfirmasi oleh perseroan dengan tujuan untuk meningkatkan permintaan atas saham BBNI dengan memperluas basis investor. Namun, belum diketahui kapan aksi korporasi ini berlangsung.
Koreksinya saham bank raksasa pada sesi I hari ini terjadi meski investor asing tercatat memburu saham bank raksasa pada pekan lalu.
Sepanjang perdagangan pekan lalu, sejatinya investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) jumbo, yakni sebesar Rp 16,03 triliun di seluruh pasar dan sebesar Rp 18,10 triliun di pasar negosiasi dan tunai.
Sementara itu, asing juga tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 2,06 triliun di pasar reguler. Aksi beli asing ini dilakukan di beberapa saham bank raksasa, seperti BBCA yang paling banyak diburu oleh asing pada pekan lalu yakni mencapai Rp 795,8 miliar.
Kemudian saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 576,9 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp 242,3 miliar, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 220,5 miliar.
Koreksi tiga saham bank raksasa pada pagi hari ini sepertinya karena sentimen dari dividen bank yang akan diatur rasio pembayarannya.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengatur kewajiban bank untuk memiliki kebijakan pembayaran dividen. Ini lantaran OJK menilai rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) yang diberikan oleh emiten perbankan terlalu besar.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan tidak secara spesifik mengatur persentase besaran dividend payout ratio yang dapat diberikan oleh bank kepada pemegang sahamnya.
“Namun, OJK akan mengatur mengenai kewajiban bank untuk memiliki kebijakan dalam pembagian dividen dan mengomunikasikannya kepada pemegang saham,” kata Dian, Rabu (9/8/2023) lalu.
Kebijakan dividen bank akan memuat antara lain mempertimbangkan aspek internal dan eksternal dalam menetapkan besaran pembagian dividen, yang juga secara proporsional mempertimbangkan kepentingan bank dan kepentingan para pemegang saham (investor), termasuk memuat mekanisme persetujuan dan kewenangan yang diperlukan.
Dengan akan diaturnya dividend payout ratio emiten perbankan, maka investor khawatir nantinya dividen yang akan didapatkan akan lebih mengecil, sehingga potensi mendapatkan keuntungan cenderung berkurang.