Indonesia – Bank Indonesia (BI) telah melangsungkan ekspedisi rupiah berdaulat di dua pulau terpencil, yakni Banda Neira dan Tual di Provinsi Maluku. Dalam penukaran uang, BI menemukan rupiah yang bentuknya sudah tidak layak.

“Uang kalau standar nilai 8 layak. Di bawah 8 itu kita racik. Nah di Banda itu kemarin bukan 8 tapi sudah di bawah 1,” ungkap Deputi Gubernur BI Doni P Joewono saat menyaksikan penukaran uang di Tual, Minggu (2/9/2023)

“Uang tersebut sudah bukan lusuh lagi bahkan busuk. Itu berbahaya bahkan ada virus yang ada di sana,” jelasnya.

Maka dari itu Doni berharap kepada masyarakat yang memiliki uang rusak, lusuh dan lecek agar menukarkan dengan uang baru tahun emisi 2022. Di Tual BI menyediakan uang baru sebesar Rp10 miliar.

Pecahannya pun beragam, mulai dari Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000 dan Rp1.000. BI juga memfasilitasi apabila masyarakat ingin mendapatkan pecahan kecil.

Rupiah dalam kondisi tidak layak ditemukan di Banda Neira, Maluku.Foto:
Rupiah dalam kondisi tidak layak ditemukan di Banda Neira, Maluku.

“Silakan datang ke sini. Kita sediakan uang baru. Selama ada uangnya kita tukarkan,” kata Doni.

Sebagian uang baru nantinya akan diberikan kepada perbankan yang ada di Tual, baik BUMN maupun swasta. BI meminta perbankan agar turut membantu penukaran uang rusak dan lusuh yang dimiliki masyarakat.

“Nanti tolong bantu, kalau ada masyarakat uang rusak tolong segera ditukar,” pungkasnya.

Selain membawa uang baru, BI juga membawa bantuan sosial berupa bahan pokok seperti beras, gula dan minyak serta peralatan yang dibutuhkan masyarakat setempat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *