JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah pada perdagangan Senin (4/9). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, sentimen pergerakan rupiah pada Senin masih didominasi sentimen eksternal. 

Indeks dolar AS menguat dan yield treasury AS naik setelah rilis data tenaga kerja AS. Non-Farm Payroll (NFP) bulan Agustus 2023 tercatat stabil di sekitar 187.000 dari bulan sebelumnya di 157.000.

“Meskipun begitu, tingkat pengangguran AS bulan Agustus 2023 tercatat 3,8%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,5%,” kata Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (3/9). 

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana juga melihat, rupiah akan terdepresiasi akibat indeks dolar AS yang melanjutkan kenaikannya. “Hal ini terjadi berkat data ISM manufaktur PMI yang lebih tinggi dari ekspektasi,” ucap Fikri.

Berdasarkan data tradingeconomics, ISM Manufacturing PMI AS bulan Agustus 2023 tercatat sebesar 47,6. Angka ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 46,4 dan dari prediksi konsensus sebesar 47.

Fikri memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.190-Rp 15.39 per dolar AS pada perdagangan Senin (3/9). Sementara prediksi Josua, rupiah akan bergerak dalam rentang 15.200-Rp 15.300 per dolar AS. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah tipis 0,08% ke level Rp 15.242 per dolar AS pada Jumat (1/9). Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berada di angka Rp 15.252, melemah dari Rp 15.237 pada hari perdagangan sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *