Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambles pada penutupan perdagangan Selasa (26/9/2023). Tertekannya IHSG terjadi tidak lama setelah diluncurkannya bursa karbon dan terpuruknya nilai tukar rupiah melawan dolar AS hingga sempat menyentuh 15.500.
Hingga pukul 16:00 WIB, IHSG ambles 1,07% ke posisi 6.923,8. IHSG pun semakin menjauhi level psikologis 7.000 dan kini berada di level psikologis 6.900.
Beberapa sektor menjadi pemberat IHSG pada hari ini, seperti sektor bahan baku hingga mencapai 3,42%, kemudian sektor infrastruktur sebesar 2,66%, sektor energi sebesar 2,39%, sektor properti sebesar 1,43%, dan sektor keuangan sebesar 1,11%.
Selain itu, beberapa saham juga memperberat IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | -10,94 | 5.200 | -1,89% |
Barito Pacific | BRPT | -8,91 | 1.345 | -8,81% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | -7,26 | 5.925 | -1,25% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | -6,05 | 2.770 | -6,10% |
Bank Central Asia | BBCA | -3,41 | 8.950 | -0,56% |
Merdeka Copper Gold | MDKA | -3,27 | 3.000 | -3,54% |
Bayan Resources | BYAN | -3,00 | 18.875 | -0,92% |
Merdeka Battery Materials | MBMA | -2,40 | 850 | -7,10% |
Sumber: Refinitiv
Saham bank raksasa PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi pemberat terbesar IHSG pada hari ini, yakni mencapai 12,1 indeks poin.
IHSG ambles di tengah kembali terpuruknya rupiah pada hari ini. Rupiah melemah drastis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang dipengaruhi faktor eksternal dan internal.
Merujuk dari Refinitiv, rupiah ditutup di angka Rp 15.485/US$ atau melemah 0,58% terhadap dolar AS dan bahkan di tengah perdagangan rupiah sempat menyentuh level psikologis Rp 15.500/US$. Posisi ini merupakan yang terparah sejak 10 Januari 2023 atau sekitar delapan bulan terakhir.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada hari ini pun mengalami penguatan menjadi 106,09 atau naik 0,08% jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yang berada di posisi 105,99.
Hal ini terjadi mengingat sikap hawkish atau pengetatan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) pada tahun.
Berdasarkan perangkat FedWatch, survei menunjukkan 23,7 % The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bp) pada FOMC November. Sementara pada FOMC Desember, persentasenya mengalami peningkatan menjadi 34,3% untuk The Fed mengalami peningkatan menjadi 5,50-5,75%.
Hal ini The Fed lakukan untuk memenuhi target inflasi AS yakni 2%. Untuk diketahui, AS mencatatkan inflasi sebesar 3,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Agustus 2023, naik dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,2% yoy.
Selain itu, IHSG yang ambles terjadi beberapa jam setelah peluncuran bursa karbon pada pagi hari ini.
Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan pada hari ini di Gedung BEI, Jakarta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis Bursa Karbon Indonesia akan menjadi langkah konkret untuk memerangi perubahan iklim yang kian terasa.
Secara sederhana, perdagangan karbon atau bursa karbon ini adalah jual beli kredit atas pengeluaran karbon dioksida atau gas rumah kaca. Perusahaan yang mampu menekan emisi dapat menjual kredit karbon ke perusahaan yang melampaui batas emisi.
Dengan dibentuknya Bursa Karbon Indonesia, Indonesia punya potensi untuk masuk ke perdagangan karbon luar negeri lewat pasar sukarela atau Voluntary Carbon Market (VCM).