Indonesia – Emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) terpantau melesat pada perdagangan sesi I Jumat (29/9/2023), di tengah isu merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan FREN yang masih berhembus hingga hari ini.

Per pukul 11:30 WIB, saham FREN melesat 1,79% ke posisi Rp 57/saham. Saham FREN pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 56 – Rp 57 per saham.

Meski berhasil melesat pada sesi I hari ini, namun dalam sepekan terakhir, saham FREN cenderung stagnan. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham FREN melonjak 3,64%. Namun sepanjang tahun ini, saham FREN ambles 13,64%.

Saham FREN sudah ditransaksikan sebanyak 1.056 kali dengan volume sebesar 48,33 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 2,72 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 19,12 triliun.

Dari orderbooknya, pada sisi bid atau beli, di harga Rp 50/saham, menjadi posisi dengan antrian beli terbanyak pada sesi I hari ini yakni mencapai 351.884 lot atau sekitar Rp 1,8 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, antrian di harga Rp 57/saham menjadi yang paling banyak yakni mencapai 853.418 lot atau sekitar Rp 4,9 miliar.

Melesatnya saham FREN terjadi di tengah masih hangatnya isu merger antara EXCL dengan FREN. Petinggi FREN dan EXCL juga telah buka suara tentang wacana peleburan ini, namun urung memberikan kepastian.

Di lain sisi, konsolidasi operator seluler dinilai penting demi industri telekomunikasi yang lebih efisien dan sehat.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi secara tegas mendorong konsolidasi ini supaya terus berlanjut, sehingga hanya ada tiga operator seluler yang beroperasi di Indonesia.

Saat ini, ada empat operator seluler yang beroperasi di Indonesia yaitu Telkomsel sebagai anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) sebagai perusahaan hasil merger Indosat dan Tri, EXCL, serta FREN.

Menkominfo menargetkan Indonesia sebaiknya hanya memiliki tiga operator seluler demi industri telekomunikasi yang lebih efisien dan sehat. Ia mengatakan banyak negara yang saat ini hanya dilayani oleh tiga operator seluler.

“Konsolidasi harus tercipta untuk menjadi 3 operator sehingga terjadi peningkatan kualitas pelanggan, jaringan yang lebih kuat serta efisiensi biaya,” kata Budi Arie kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (29/9/2023)

Lewat konsolidasi, industri telekomunikasi bakal bisa mendongkrak kualitas layanan internet di Indonesia. Saat ini, menurutnya, kecepatan internet Indonesia nomor 9 dari 10 negara Asean dan nomor 121 dari 182 negara di dunia.

“Ini sangat memprihatinkan. Padahal kita berjuang untuk menjadi negara maju, ” ujarnya.

Budi mendorong agar Smartfren melakukan merger dengan operator lainnya.

“Selain opsi merger dengan XL, bisa juga Smartfren merger dengan operator lainnya baik Indosat maupun Telkomsel. Yang terpenting konsolidasi menjadi 3 operator terwujud,” jelas Budi Arie.

Menkominfo berjanji pemerintah akan memfasilitasi proses merger Smartfren dengan operator lainnya agar tercipta industri telekomunikasi yang lebih baik dan sehat.