Kinerja emiten properti di tahun 2024 diprediksi akan lebih baik dari tahun lalu. Salah satu sentimen penggeraknya berasal dari progres proyek pembangunan IKN.
Technical Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat, proyek pembangunan IKN yang kian intensif akan berdampak baik ke kinerja emiten properti di tahun 2024.
“Akan ada perpindahan penduduk dari Jakarta ke IKN. Artinya, nanti mereka akan membutuhkan tempat tinggal. Dengan demikian, kebutuhan rumah tapak dan apartemen akan meningkat,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (29/12).
Sejumlah emiten properti memang tengah menggarap proyek di IKN. Misalnya, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang mengaku ikut serta dalam proyek pembangunan IKN.
Melansir keterbukaan informasi, Senin (1/1), PANI melakukan investasi dalam bentuk penyertaan saham minoritas melalui perusahaan asosiasi yaitu PT Kusuma Putra Alam (KPA) yang berkedudukan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan.
Investasi yang dilakukan oleh PANI pada PT KPA sebesar Rp 50 miliar. Sehingga, porsi kepemilikan PANI di KPA sebesar 11,12% dari total modal disetor PT KPA. Investasi tersebut diakui PANI tidak membawa dampak material terhadap PANI.
“Dengan dilakukannya investasi ini, PANI melihat peluang investasi yang dapat menambah valuasi PANI di waktu mendatang dan IKN merupakan salah satu destinasi baru untuk investasi di bidang properti,” ujar manajemen PANI dalam keterbukaan informasi.
PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) juga tampak ikut masuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara. Bulan November 2023, PWON memulai pembangunan superblok bernama “Pakuwon Nusantara” yang berada di di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dengan nilai investasi sebesar Rp 5 triliun.
Proyek pembangunan superblok Pakuwon Nusantara memiliki lahan seluas 7,2 hektare berlokasi strategis di Kawasan Sumbu Kebangsaan dan tepat di depan tugu Titik Nol.
Namun, kata Andhika, proyek pembangunan IKN itu sendiri dampak positifnya masih dalam jangka waktu yang panjang. Sebab, perpindahan penduduk ke IKN akan dilakukan secara bertahap.
Meskipun DKI Jakarta akan meninggalkan statusnya sebagai ibu kota, tetapi properti di wilayah ini dinilai masih akan menarik.
“Aset emiten properti di Jakarta masih akan menarik, karena Jakarta masih akan menjadi pusat bisnis,” tuturnya.
Untuk sentimen jangka pendek, pendorong kinerja emiten properti lebih kepada penurunan suku bunga acuan bank-bank sentral dunia pada tahun 2024, khususnya oleh The Fed.
“Turunnya suku bunga akan menjadi sentimen positif untuk sektor properti, karena akan meningkatkan daya tarik konsumen untuk membeli properti,” ungkapnya.
Andhika pun merekomendasikan beli untuk PWON dan PANI dengan target harga masing-masing Rp 480 per saham dan Rp 5.350 per saham.