Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah rekor pasar saham Indonesia. Jumat (5/1) pukul 9.17 WIB, kurs rupiah spot melemah 0,19% ke Rp 15.520 per dolar AS dari posisi kemarin Rp 15.491 per dolar AS.

Kurs rupiah bahkan melemah 0,79% dalam sepekan dari posisi Rp 15.399 per dolar AS, Jumat (29/12).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi rupiah lanjut melemah di tengah ekspektasi kenaikan data tenaga kerja AS. “Kenaikan data tersebut

memberikan sinyal bahwa pasar tenaga kerja AS masih cenderung ketat,” kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).

Josua memproyeksikan rupiah bergerak di rentang Rp 15.475 per dolar AS-Rp 15.575 per dolar AS pada hari ini, Jumat (5/1). Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp 15.450 per dolar AS-Rp 15.550 per dolar AS.

Untuk hari ini, Lukman justru memperkirakan rupiah berpotensi menguat terbatas. “Investor wait and see data tenaga kerja NFP yang diperkirakan akan menambahkan 170 ribu pekerjaan yang lebih rendah dari 199 ribu pada bulan lalu,” imbuh dia.

Mayoritas mata uang Asia pun melemah jelang akhir pekan. Ringgit Malaysia memimpin pelemahan 0,22%. Pelemahan ringgit disusul berturut-turut oleh dolar Taiwan, won Korea, rupiah, peso Filipina, yuan China, yen Jepang, dan dolar Hong Kong. Sementara baht Thailand dan dolar Singapura menguat tipis terhadap the greenback.

Sementara indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia melemah tipis ke 102,38 dari penutupan perdagangan kemarin 102,42. Indeks dolar melemah dalam dua hari terakhir, tetapi masih menguat 1,04% dalam sepekan dari 101,33 pada Jumat