PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) menargetkan pendapatan Rp 63 miliar di tahun 2024. MEJA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), hari ini (12/2). MEJA menjadi emiten ke-14 yang listing di BEI pada tahun 2024.
Pada perdagangan perdana, hingga pukul 09:01 WIB, saham MEJA naik 9,7% ke posisi harga Rp 113 per saham. Namun, hingga pukul 09.01 WIB, harga saham MEJA turun 5,83% ke Rp 97 per saham.
Perusahaan dekorasi eksterior dan interior ini menawarkan sebanyak 480 juta saham dalam initial public offering (IPO) dengan harga penawaran umum sebesar Rp 103 per saham. Jumlah saham itu setara dengan 25,03% dari modal disetor setelah IPO yang ditawarkan.
Dengan begitu, MEJA berhasil mengantongi dana segar Rp 49,44 miliar. Bertindak sebagai penjamin emisi adalah MNC Sekuritas dan Erdikha Elit Sekuritas.
Direktur Utama MEJA Richie Adrian Hartanto mengatakan, MEJA mengincar pendapatan sebesar Rp 63 miliar di tahun 2024.
“Namun, kami yakin kemungkinan di kuartal II 2024 sudah tercapai,” ujarnya saat ditemui usai IPO MEJA, Senin (12/2).
Untuk pertumbuhannya, pertumbuhan pendapatan MEJA di tahun ini sekitar 40% dari total pendapatan di tahun 2023. Namun, Richie belum merinci berapa total pendapatan MEJA di tahun 2023.
“Target laba kami di tahun ini sekitar 12% dari total revenue yang didapatkan Perseroan,” paparnya.
Rencananya, dana hasil IPO MEJA akan digunakan untuk beberapa hal. Sekitar 72% atau Rp 32,716 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan antara lain namun tidak terbatas untuk pembelian persediaan bahan baku, biaya kontraktor, desain interior dan pengadaan furnitur.
”Anggaran belanja modal akan kami pakai untuk proyek tersebut yang nilainya sekitar Rp 30 miliar,” paparnya.
Lalu, sekitar 24% atau Rp 10,905 miliar akan digunakan untuk pembelian aset tetap berupa peralatan kerja kantor peralatan kerja proyek dan kendaraan.
“IPO ini juga akan memberikan peluang bagi Perseroan untuk membentuk kemitraan strategis yang lebih erat dan merambah pasar industri konstruksi dengan lebih luas,” tuturnya.