Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan terakhir jelang libur lebaran, Jumat (5/4). Mengutip Bloomberg, Jumat (5/4), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup naik 0,28% ke level Rp 15.848 per dolar AS.
Selaras dengan hal ini, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi bahwa mata uang rupiah akan berada pada level Rp 16.000 per dolar AS pada pembukaan perdagangan besok, Selasa (16/4).
Ibrahim menyebutkan mata uang rupiah di pasar internasional sebenarnya telah menyentuh level Rp 16.000 per dolar AS. Namun, karena perdagangan domestik saat ini libur Lebaran, maka data perdagangan masih menunjukkan level Rp 15.848 per dolar AS.
“Rupiah secara internasional memang melemah, tetapi pasar dalam negeri saat ini tutup. Jadi, jika nanti dibuka bisa langsung menyentuh Rp 16.000. Hal ini karena fluktuasi di libur panjang lebaran ini cukup tinggi,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (15/4).
Selain itu, Ibrahim menuturkan bahwa pelemahan mata uang rupiah murni akibat sentimen global. Di mana, dolar AS merangkak naik lantaran kondisi geopolitik dan data ekonomi AS yang jauh dari perkiraan ekonom.
Walaupun rupiah mengalami pelemahan, Ibrahim bilang, Bank Indonesia (BI) akan melakukan intervensi salah satunya melalui cadangan devisa negara. Selain itu, dia mengatakan posisi cadangan devisa Indonesia pada Maret 2024, diprediksi akan melanjutkan tren penurunan.
Adapun BI melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 mencapai US$ 140,4 miliar, menurun dibandingkan posisi pada akhir Februari 2024 sebesar US$ 144,0 miliar.
“Adanya penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, antisipasi kebutuhan likuiditas valas korporasi dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah,” kata dia.
Sementara itu, analis pasar mata uang, Lukman Leong memprediksi, rupiah akan melemah terhadap dolar AS yang menguat dalam sepekan terakhir menyusul data inflasi AS yang lebih kuat dari perkiraan.
“Penyerangan Iran terhadap Israel juga semakin menguatkan dolar AS sebagai safe haven,” kata Lukman, kepada Kontan.co.id, Senin (15/4).
Tak hanya itu, Lukman mengatakan sentimen lainnya yang membuat rupiah tertekan yaitu dalam sepekan libur Lebaran ini, data-dara ekonomi dari China melemah, seperti inflasi dan perdagangan.
“Namun besar kemungkinan BI akan melakukan intervensi walau demikian rupiah diperkirakan masih akan susah bangkit dari tekanan yang besar ini,” kata dia.
Lukman pun memperkirakan mata uang rupiah pada perdagangan Selasa (16/4) masih ditutup melemah di rentang Rp 16.000 – Rp 16.200 per dolar AS.