JAKARTA. Daya beli masyarakat yang mulai berangsur pulih pasca pandemi Covid-19. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berharap pemulihan daya beli masyarakat itu bisa memacu peningkatan kredit konsumer, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Tanpa Agunan (KTA).

Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan BRI secara berkelanjutan terus memperkuat kapabilitas retail banking pada tahun ini. Ia menekankan bahwa salah satu strategi BRI adalah konsisten melakukan perbaikan business process reengineering, salah satunya seperti implementasi Consumer Loan Factory (CLF).

“Kita bersama bisa melihat bahwa daya beli masyarakat cenderung pulih setelah pandemi. Sehingga kami bisa mengoptimalkan kinerja di segmen konsumer melalui strategi yang kami terapkan,” ujar Handayani dalam keterangannya Kamis (12/10).

Seperti diketahui, bank yang fokus pada UMKM ini mencatat pertumbuhan kredit konsumer bank only sebesar 11,5% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 171,5 triliun sepanjang semester I-2023. Capaian tersebut melanjutkan pertumbuhan dua digit yang juga dicapai pada kuartal I-2023.

Adapun secara persentase, per Juni 2023, Kredit Tanpa Agunan (KTA) merupakan kredit konsumer yang tumbuh paling tinggi, yakni 16,5% YoY dan diikuti KPR 8,7% YoY. Namun, sebagian besar kredit konsumer atau 67,8% merupakan sumbangsih KPR.

Geliat kredit konsumer tersebut juga diikuti dengan kualitas aset yang sehat. Per Juni 2023, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) segmen konsumer hanya sebesar 2,0%. 

Untuk mengoptimalkan kinerja, Handayani bilang akan memberikan pelayanan kepada nasabah melalui berbagai kanal dan membuka kerja sama API connection dengan berbagai pihak. Agar penyaluran kredit dapat terpacu sesuai target dan nasabah lebih nyaman bertransaksi.

“Kami memproyeksikan kredit konsumer tahun ini terbilang baik karena inflasi yang cenderung menurun,” ujarnya.