Foto: Dok Dizamatra Powerindo
Jakarta, Indonesia – Saham emiten pertambangan batu bara yakni PT ABM Investama terpantau ambles pada perdagangan sesi I Rabu (16/8/2023), setelah sempat menguat di awal perdagangan sesi I hari ini. Saham ABMM juga merupakan salah satu saham favorit Lo Kheng Hong.
Per pukul 10:00 WIB, saham ABMM terpantau ambles 1,47% ke posisi Rp 4.020/saham. Saham ABMM sempat menguat 0,74% ke posisi Rp 4.110/saham pada awal perdagangan sesi I hari ini.
Saham ABMM sudah ditransaksikan sebanyak 577 kali dengan volume sebesar 893.400 lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 3,61 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 11,07 triliun.
Hingga pukul 10:00 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 4.000/saham, menjadi antrian beli terbanyak pada hari ini, yakni mencapai 2.419 lot antrian atau sekitar Rp 968 juta.
Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 4.090/saham, menjadi antrian jual terbanyak pada hari ini, yakni mencapai 522 lot atau sekitar Rp 213 juta.
Belum diketahui penyebab pasti amblesnya saham ABMM pada sesi I hari ini. Padahal, investor kawakan Lo Kheng Hong tercatat menambah kepemilikannya di saham ABMM. Per 30 Juni 2023, Pak Lo menambah 4.941.900 saham, sehingga menjadi 119.155.400 saham atau 4,32%.
Dengan jumlah kepemilikan terbarunya, Pak Lo tetap menjadi pemegang saham nomor 4 terbesar di ABMM. Di peringkat pertama ada PT Tiara Marga Trakindo dengan kepemilikan 53,55%, di posisi kedua Valle Verde Pte Ltd (Singapore) 25,51%, dan ketiga adalah Citibank (Singapore) 4,63%.
Koreksi saham ABMM terjadi di tengah masih cerahnya harga batu bara acuan dunia. Melansir data dari Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak September ditutup menguat 0,7% di posisi US$ 154,65 per ton. Posisi penutupan kemarin adalah yang tertinggi sejak 23 Mei 2023 atau hampir tiga bulan.
Sejak awal Agustus, harga batu bara telah melesat 11,3% dari US$ 138,85.
Pergerakan harga batu bara dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, mulai dari dampak sanksi ke Rusia hingga persoalan pasokan dari Indonesia.
Selain itu, kenaikan digerakkan oleh adanya pemogokan pekerja gas cair(Liquified Natural Gas/LNG)Australia beberapa hari lalu.
Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) harus terus mendekat level psikologis EUR 40 per MWh. Harga melesat 12,71% ke 38,81 euro per mega-watt hour (MWh).