SHARE

Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Rabu (16/8/2023), di tengah kembali memburuknya sentimen pasar global pada hari ini.

Per pukul 09:39 WIB, IHSG melemah 0,36% ke posisi 6.890,42. IHSG kembali menyentuh level psikologis 6.800, setelah selama dua hari bertahan di level psikologis 6.900.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 1,06%.

https://b813c557595168293f3c27d0ec87ff0a.safeframe.googlesyndication.com/safeframe/1-0-40/html/container.html

Selain itu, beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
GoTo Gojek TokopediaGOTO-6,5295-2,06%
Telkom IndonesiaTLKM-4,943.780-1,05%
Bank MandiriBMRI-4,785.725-1,29%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI-2,715.550-0,45%
Astra InternationalASII-2,366.675-0,74%
Bank Negara IndonesiaBBNI-0,969.050-0,55%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini yakni mencapai 6,5 indeks poin. Padahal, rugi bersih GOTO di semester I-2023 berhasil menyusut 48% menjadi Rp 7,16 triliun.

Tak hanya GOTO, tifa saham bank raksasa juga menjadi laggard IHSG, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 4,8 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 2,7 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 1 indeks poin.

IHSG terpantau terkoreksi, mengikuti pergerakan bursa saham global yang terpantau berjatuhan, karena pasar khawatir dengan dampak dari evaluasi peringkat utang puluhan bank di AS oleh Fitch Ratings.

Fitch Ratings memperingatkan kemungkinan harus menurunkan peringkat kredit puluhan bank, termasuk JPMorgan Chase.

Sebelum Fitch, Moody’s sudah terlebih dahulu menurunkan peringkat 10 bank di AS sambil menempatkan institusi besar lainnya dalam daftar pantauan untuk potensi penurunan peringkat.

Selain adanya pemangkasan peringkat perbankan AS oleh beberapa perusahaan pemeringkat internasional, investor juga khawatir terkait prospek suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), setelah inflasi AS periode Juli 2023 kembali naik.

Investor pun bertanya-tanya apakah The Fed mungkin memiliki waktu lebih lama untuk melakukan kampanye kenaikan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.

Berdasarkan perangkat Fedwatch CME, pelaku pasar melihat peluang sebesar 90,5%, bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *