Indonesia – Rupiah tidak layak edar hingga busuk banyak ditemukan di pulau-pulau terpencil Indonesia. Seringkali hal ini terjadi akibat penggunaan rupiah yang tidak benar.

“Uang itu seharusnya dirawat dan dijaga sehingga bisa bertahan lama,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni P Joewono saat menyaksikan penukaran uang di Tual, Minggu (2/9/2023).

Uang rupiah busuk di Banda Neira

Doni menyaksikan sendiri bentuk uang tak layak edar yang dimiliki masyarakat tersebut, ketika proses penukaran di Desa Dullah Tual. Ada rupiah yang terlipat, sobek hingga lusuh. Meskipun masih dikenali kertas tersebut adalah rupiah.

“Tukar saja semuanya. Kalau ada yang terlipat tukar saja,” kata Doni mengingatkan salah seorang warga yang berada di meja penukaran.

Doni mengingatkan agar ke depan rupiah yang dipergunakan itu dalam kondisi baik dan layak edar. Ketika menerima rupiah baru, harap tidak dilipat atau kena air, karena bisa menurunkan kualitas uang.

“Kalau sudah tidak bagus, segera tukarkan ke bank atau BI,” jelasnya.

Sepanjang dua hari ekspedisi rupiah di Banda Neira dan Tual, banyak sekali ditemukan rupiah yang tidak layak edar atau di bawah level 8 sebagai standar BI. Ini disebabkan uang kertas tersebut dilipat, diremas hingga dituliskan nomor hp.

Rupiah yang tidak layak edar tersebut nantinya akan diracik berdasarkan ketentuan. BI akan memfasilitasi penukaran uang bagi masyarakat yang memiliki uang tidak layak edar.

Seperti yang berlangsung dalam beberapa hari ini. BI melakukan ekspedisi rupiah berdaulat di lima pulau terpencil dengan total uang baru sebanyak Rp17 miliar.

Bank Indonesia (BI) telah melangsungkan ekspedisi rupiah berdaulat di dua pulau terpencil, yakni Banda Neira dan Tual. Dalam penukaran uang, BI menemukan rupiah yang bentuknya sudah tidak layak. (CNBC Indonesia/Maikel Jefriando)Foto: Bank Indonesia (BI) telah melangsungkan ekspedisi rupiah berdaulat di dua pulau terpencil, yakni Banda Neira dan Tual. Dalam penukaran uang, BI menemukan rupiah yang bentuknya sudah tidak layak.

Uang yang didistribusikan berbeda-beda, tergantung populasi dan kebutuhannya. Pulau Banda Rp 600 juta, Tual Rp 10 miliar, Dobo Rp 4 miliar, Larat Rp 2 miliar dan Selaru Rp 400 juta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *