Foto: Infografis/ Top 3 Capres 2024/ Edward Ricardo
Jakarta, Indonesia – Menjelang tahun politik 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak positif. Hal ini disebabkan oleh peningkatan belanja pemerintah di semester kedua tahun ini.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Senior Portofolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma secara daring di Media Market Update, Selasa, (15/8/2023). Dia memproyeksikan belanja pemerintah akan lebih banyak terjadi di semester kedua.
“Ini tentunya akan sangat mendorong aktivitas ekonomi domestik on top of aktivitas belanja pemilu dan kampanye pemilu yang pasti kerjanya akan lebih dekat-dekat ke pemilu yaitu di semester kedua ataupun di kuartal keempat,” ujar Samuel.
Di lain pihak, Samuel juga melihat ada faktor lain yang akan mendorong pertumbuhan IHSG, di antaranya kinerja positif emiten, minat investor asing, dan valuasi Indonesia yang masih murah.
Samuel mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang menawarkan saham dengan harga “diskon” terbilang besar. Pasalnya dibandingkan dengan negara lain, valuasi rata-rata historis saham di Indonesia lebih rendah.
“Sepanjang tahun 2023 ini, investor asing sudah membuka net buy sekitar US$ 1,2 miliar. Kalau kita lihat dari 6 bulan terakhir sampai akhir bulan Juli itu cuma 1 bulan di mana investor asing membukukan net sell. Selebihnya mereka secara konsisten terus mencatat netbuy di Indonesia. Jadi Indonesia ini cukup spesial sekarang posisinya di mata investor asingnya,” jelasnya.
Soal proyeksi ke depan, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) sendiri memperkirakan IHSG masuk pada nilai wajarnya di level Rp7.700 pada akhir tahun 2023.
Secara historis, kinerja IHSG cenderung positif selama gelaran pemilu beberapa edisi terakhir. Pada tahun ini sudah ada tiga nama yang sudah mengumumkan akan berlaga pada kontestasi politik pada tahun depan, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
Menilik ke belakang, selama tahun Pemilu 2004, IHSG naik 17,70%, berdasarkan hitungan per akhir 2003 hingga hari pemilihan presiden putaran kedua pada tengah September 2004.
Kemudian pada Pemilu 2009, IHSG berhasil melonjak tinggi 53,70% ke 2.083 dari Januari 2009 hingga 7 Juli 2009 atau sehari sebelum pemilihan presiden dan wakil presiden. Waktu itu, IHSG mencoba pulih dari efek Krisis Keuangan Amerika Serikat (AS) 2008. Pada akhir 2008, IHSG sempat menyentuh 1.355.Padahal, pada awal 2008, IHSG berada di posisi 2.731.
Tren positif juga terlihat pada edisi Pemilu 2014 yang mana IHSG berhasil naik 17,60%. Sementara Kenaikan terkecil terjadi pada Pemilu 2019, ketika itu IHSG ‘hanya’ naik 4,60% atau lebih kecil dibandingkan saat pemilu-pemilu sebelumnya.